Perlawanansejumlah perwira Pembela Tanah Air (Peta) di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Syudanco Supriyadi. Ia adalah seorang syodanco (komandan peleton) PETA. Perlawanan Supriyadi ini disebabkan karena tidak tahan lagi melihat kesengsaraan rakyat yang mati karena romusha. Namun perlawanan tersebut dapat diredam DukanJepang. Kalian juga dapat mencari data dari internet. Tuliskanmuy perlawanan rakyat pada masasingkat latar belakang, proses, dan akhir dari perlawanan tersebut Untukmelakukan koneksi ini, perangkat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut ini: ~ 1 unit komputer ~ 1 modem ~ 1 sambungan telepon Hal yang harus dilakukan adalah : ~ Berlangganan ke salah satu ISP terdekat ~ Memasang modem ke komputer ~ Menginstall software internet yang disediakan oleh ISP ~ Menghubungkan komputer (dial-up) ke ISP. · 4. Bahkan sejak tahun 1925 hingga akhir hayatnya Dokter Sutomo tercatat sebagai medisch adviseur (penasehat urusan kesehatan) Muhammadiyah. Tokoh yang namanya tidak dapat dipisahkan dari proses pendirian RS PKU Muhammadiyah Surabaya ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 657 Tahun 1961 bertanggal 27 Desember 1961. 4. Diskusikanhasilnya dengan temanmu! Agar informasi kalian tentang perlawanan para pahlawan di berbagai daerah lengkap, pada akhir kegiatan, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Jawaban: Nama Tokoh : Sultan Hasanuddin Asal Daerah : Gowa, Sulawesi Selatan, lahir 12 Januari 1631. Alasan melakukan perlawanan : Site De Rencontre Pour Mariage En Tunisie. Nama perlawanan Perlawanan rakyat MalukuLatar belakang perlawanan Belanda melaksanakan monopoli perdagangan Gelisah akan kekejaman belanda Pelayaran hongi, tindakan perusakan tanaman rempah2, pembunuhan dan penculikanProses Sewaktu maluku dibawah kekuasaan inggris, maluku merasa tidak begitu tertekan, namun setelah belanda mengambil alih kekuasaan inggris rakyat maluku merasa gelisah dan berusaha melakukan perlawanan kepada pihak belanda. Adanya kekhawatiran-kekhawatiran itu,rakyat maluku bangkit kembali melawan Belanda,perlawanan tersebut terjadi di Saparua yang dipimpin oleh Thomas Matulessy atau yang lebih dikenal dengan nama Pattimura dan Pemimpin-pemimpin lainnya, yaitu Fhilip Latumahina, Anthony Ribok, Said Printah, Cristina Martha Tiahahu, dll . Belanda segera mengirimkan pasukanya, tetapi dapat dipukul mundur oleh pasukan pattimura,bala bantuan tentara Belanda juga terus berdatangan tetapi masih sulit untuk mendesak pattimura sehingga Belanda berjanji akan memberi 1000 golden bagi yang dapat menangkap pattimura dan 500 golden bagi pemimpin sayembara itu diabaikan oleh rakyat Maluku. Akhir perlawananSetelah Bala bantuan tentara belanda dari Batavia Jakarta datang,pasukan maluku dan pemimpin lain berhasil ditangkap dan pada tanggal 16 Desember 1817 menjalani hukuman gantung di Alun-alun Demikian perlawanan pun padam .byRozzinsemoga membantu...... - Pada 1944, rakyat Indramayu melakukan perlawanan terhadap Jepang. Perlawanan rakyat Indramayu disebabkan oleh adanya kewajiban untuk menyetorkan hasil penanaman padi kepada Jepang. Di bawah pimpinan para tokoh, rakyat Indramayu melakukan perlawanan terhadap Jepang secara besar-besaran, hingga ke pelosok-pelosok juga Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu? Latar belakang Pada 1942, Jepang mendarat di Indonesia dan ingin berkuasa karena mengincar kekayaan sumber-sumber bahan mentah, terutama minyak bumi, yang dimanfaatkan untuk kepentingan perangnya. Jepang pun berhasil merebut Indonesia dari tangan Belanda pada Maret 1942. Daerah Indramayu juga tidak luput dari perhatian 3 Maret 1942, Jepang mendarat di Eretan, Indramayu, tepatnya di Kampung Sumur Sereh. Pada saat itu, para serdadu Jepang yang umumnya berpangkat jenderal datang ke sebuah pendopo yang ada di Indramayu. Mereka pun menuntut penduduk setempat memberi hormat. Siapa pun yang menolak, maka akan dipukul atau diteriaki bagero yang berarti bodoh. Sejak saat itu, rakyat menjadi sangat murka terhadap Jepang. Kemarahan mereka memuncak saat penduduk Indramayu yang mayoritas bekerja sebagai buruh tani diwajibkan untuk menyerahkan hasil panen padi. Peristiwa inilah yang melatarbelakangi pemberontakan petani di Indramayu terhadap Jepang. Baca juga Keimin Bunka Shidoso, Lembaga Kebudayan Buatan Jepang - Setelah Belanda menerima penyerahan dari Inggris pada 1816, kesejahteraan rakyat Maluku langsung menurun. Rakyat pun mulai melakukan perlawanan, yang meluas ke berbagai daerah di Maluku, seperti di Ambon, Seram, dan Hitu, dengan pusat perlawanan berada di Saparua. Oleh karena itu, disebut sebagai Perang Saparua, yang dipimpin oleh Thomas Matulessy atau Kapitan Saparua termasuk salah satu pergolakan terbesar yang pernah dihadapi Belanda selama menjajah Indonesia. Lantas, mengapa terjadi Perang Saparua di Ambon? Penyebab Perang Saparua Perang Saparua dilatarbelakangi oleh banyak faktor, sebagai berikut. Semakin diperketatnya kebijakan monopoli perdagangan, Pelayaran Hongi, dan kerja paksa, sehingga rakyat semakin menderita. Pemerintah kolonial berencana menghapus sekolah-sekolah desa dan memberhentikan guru untuk menghemat anggaran. Rakyat dipaksa menyediakan garam, ikan asin, dan kopi bagi kapal-kapal perang Belanda yang berlabuh di Ambon. Adanya paksaan bagi para pemuda untuk menjadi serdadu Belanda di luar Maluku. Adanya permasalahan dalam peredaran uang kertas yang semakin mempersulit kehidupan rakyat. Adanya sikap arogan dan sewenang-wenang dari Residen Saparua, Van den Berg. Baca juga Biografi Kapitan Pattimura, Pahlawan dari Maluku Tokoh Perang Saparua Akibat tindakan sewenang-wenang yang dilakukan Belanda, rakyat Maluku semakin terdorong untuk melancarkan perlawanan. Para tokoh dan pemuda Maluku kemudian mengadakan serangkaian pertemuan rahasia. Misalnya pertemuan di Pulau Haruku dan di Pulau Saparua pada 14 Mei 1817. Dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat untuk melawan dan Pattimura dipercaya sebagai pemimpin perlawanan. Selain itu, terdapat tokoh-tokoh lain yang berjasa besar dalam Perang Saparua, yaitu Anthonie Rhebok, Thomas Pattiwael, Lucas Latumahina, Said Perintah, Ulupaha, dan Christina Martha Tiahahu. Yuk, kita cari tahu bagaimana perlawanan Indonesia terhadap Belanda hingga awal abad 20 dalam bentuk peperangan yang dipimpin oleh para pahlawan Indonesia di pelajaran Sejarah kelas 10 ini. — Pasti kamu sudah tahu kan kalau negara kita tercinta ini pernah dijajah oleh bangsa Belanda selama ratusan tahun? Pasti kamu bertanya-tanya, apakah bangsa kita tidak pernah melakukan perlawanan untuk bisa merdeka hingga bisa dijajah begitu lamanya. Eits jangan salah, ternyata masyarakat Indonesia pada saat itu sudah melakukan berbagai perlawanan yang dipelopori oleh beberapa pahlawan hebat. Apa saja ya perang yang telah terjadi demi membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda? Yuk, kita lihat. Perang Padri Perang Padri diawali dengan konflik antara Kaum Padri dengan Kaum Adat terkait pemurnian agama Islam di Sumatra Barat. Kaum Adat masih sering melakukan kebiasaan yang bertentangan dengan Islam, seperti berjudi dan mabuk-mabukan. Kaum Padri yang terdiri dari para ulama menasehati Kaum Adat untuk menghentikan kebiasaan tersebut, Kaum Adat menolaknya, sehingga terjadi perang yang berlangsung tahun 1803–1821. Perang diakhiri dengan kekalahan Kaum Adat. Kondisi tersebut lalu dimanfaatkan Belanda untuk bekerja sama dengan Kaum Adat guna melawan Kaum Padri. Belanda memang bertujuan untuk menguasai wilayah Sumatra Barat. Salah satu tokoh pemimpin Kaum Padri adalah Tuanku Imam Bonjol. Fase perang ini berlangsung tahun 1821–1838. Sekitar tahun 1833 atau menjelang tahun-tahun terakhir perang, Tuanku Imam Bonjol mengajak Kaum Adat agar menyadari tipuan Belanda dan akhirnya bersatu melawan Belanda. Perang diakhiri dengan kekalahan di pihak Kaum Padri dan Kaum Adat karena militer Belanda yang cukup kuat. Perang Pattimura Pada 1817, Belanda berusaha menguasai Maluku dengan monopoli perdagangan. Rakyat Maluku yang dipimpin Thomas Matulessy Pattimura menolaknya dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Pertempuran sengit terjadi di Benteng Duurstede, Saparua. Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran, sehingga rakyat Maluku terdesak. Perlawanan rakyat Maluku melemah akibat tertangkapnya Pattimura dan Martha Christina Tiahahu. Baca juga Indonesia Dijajah 350 Tahun oleh Belanda, Masa Sih? Perang Diponegoro Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dialami Belanda. Perlawanan ini dipimpin Pangeran Diponegoro yang didukung pihak istana, kaum ulama, dan rakyat Yogyakarta. Perang ini terjadi karena Belanda memasang patok-patok jalan yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro. Perang ini terjadi tahun 1825–1830. Pada tahun 1827, Belanda memakai siasat perang bernama Benteng Stelsel, yaitu mendirikan benteng di setiap daerah yang dikuasai untuk mengawasi daerah sekitarnya. Antara satu benteng dan benteng lainnya dihubungkan pasukan gerak cepat, sehingga ruang gerak pasukan Diponegoro dipersempit. Benteng Stelsel belum mampu mematahkan serangan pasukan Diponegoro. Belanda akhirnya menggunakan tipu muslihat dengan cara mengajak berunding Pangeran Diponegoro, padahal sebenarnya itu berupa penangkapan. Setelah penangkapan, perlawanan pasukan Diponegoro mulai melemah. Pada akhirnya, Belanda dapat memenangkan perang tersebut, namun dengan kerugian yang besar karena perang tersebut menguras biaya dan tenaga yang banyak. Perang Jagaraga Bali Perang ini terjadi akibat protes Belanda terhadap Hak Tawan Karang, yaitu aturan yang memberikan hak kepada kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas kapal asing beserta muatannya yang terdampar di Bali. Protes ini tidak membuat Bali menghapuskan Hak Tawan Karang, sehingga Belanda melakukan serangan dan terjadilah perang puputan habis-habisan antara kerajaan-kerajaan Bali yang dipimpin I Gusti Ketut Jelantik dengan Belanda. Belanda berhasil memenangkan peperangan tersebut dan menguasai Bali karena kekuatan militernya yang lebih unggul. Baca juga Perkembangan Imperialisme dan Kolonialisme Eropa di Indonesia Perang Banjar Perang ini dilatarbelakangi oleh Belanda yang ingin menguasai kekayaan alam Banjar, serta sikap ikut campur pihak Belanda dalam urusan kesultanan. Akibatnya, rakyat yang dipimpin Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari melakukan perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1859. Serangkaian pertempuran terus terjadi hingga Belanda menambahkan kekuatan militernya. Pasukan Pangeran Hidayatullah kalah, karena pasukan Belanda lebih unggul dari segi jumlah pasukan, keterampilan perang pasukannya, dan peralatan perangnya. Perlawanan rakyat Banjar mulai melemah ketika Pangeran Hidayatullah tertangkap dan dibuang ke Pulau Jawa, sementara itu Pangeran Antasari masih melakukan perlawanan secara gerilya hingga ia wafat. Perang Aceh Perang Aceh dilatarbelakangi Traktat Sumatra 1871 yang menyebutkan bahwa Belanda bebas meluaskan wilayah di Sumatra termasuk Aceh. Hal ini ditentang Teuku Cik Ditiro, Cut Mutia, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan Panglima Polim. Belanda mendapatkan perlawanan sengit dari rakyat Aceh. Rakyat Aceh berperang dengan jihad, sehingga semangatnya untuk melawan Belanda sangat kuat. Untuk menghadapinya, Belanda mengutus Snouck Hurgronje untuk meneliti budaya dan karakter rakyat Aceh. Ia menyarankan agar pemerintah Belanda menggempur pertahanan Aceh bertubi-tubi agar mental rakyat semakin terkikis, memecah belah rakyat Aceh menjadi beberapa kelompok, dan melemahkan perlawanan rakyat Aceh. Pada tahun 1903, Perang Aceh pun berakhir dan sejumlah tokohnya ditangkap. Perlawanan Rakyat Batak Perlawanan rakyat Batak dipimpin Sisingamangaraja XII. Latar belakang perlawanan ini adalah bangsa Belanda berusaha menguasai seluruh tanah Batak dan disertai dengan penyebaran agama Kristen. Sisingamangaraja XII masih melawan Belanda sampai akhir abad ke-19. Namun, gerak pasukan Sisingamangaraja XII semakin menyempit. Pada akhirnya, Sisingamangaraja XII wafat ditembak serdadu Marsose, dan Belanda menguasai tanah Batak. — Tidak mudah kan perjuangan rakyat Indonesia demi meraih kemerdekaan. Ayo, jangan mau kalah dan terus semangat belajar agar kita semakin pintar dan tidak dijajah oleh bangsa lain lagi. Mau merasakan belajar seru? Yuk, berlangganan ruangbelajar. Referensi Sardiman AM, Lestariningsih AD. 2017 Sejarah Indonesia. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Sumber foto Tuanku Imam Bonjol [daring]. Tautan Diakses 16 Agustus 2022 Pangeran Diponegoro [daring]. Tautan Diakses 16 Agustus 2022 Cut Nyak Dien [daring]. Tautan Diakses 16 Agustus 2022 Jawaban4 Perlawanan rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang yaitu 1. Perlawanan Rakyat Aceh Perlawanan Rakyat aceh dipimpin oleh Tengku Abdul Djalil. Perlawanan tersebut dilatarbelakangi karena bangsa jepang yang menindas rakyat aceh dengan semena - mena seperti pelecehan seksual terhadap perempuan Aceh, pemaksaan untuk menyembah matahari, dan kebijakan jepang lainnya yang tidak sesuai dengan perjanjian awal yang ingin memakmurkan rakyat Aceh. Proses Karena dilakukan dengan semena mena, rakyat aceh melakukan perlawanan bersenjata yang mengakibatkan terjadinya pertempuran. Sebelum terjadi pertempuran Jepang selalu melakukan pembujukan untuk menghentikan perlawanan, namun keinginan jepang selalu ditolak oleh Tengku Abdul Djalil. Akhir November 1942, jepang menyerbu Cot Pleing pertama kali saat rakyat aceh sedang melaksanakan shalat Shubuh. Dengan menggunakan senjata seadanya rakyat Aceh berhasil mengusir jepang sampai ke Lhokseumawe. Pada serangan jepang yang ketiga, Tengku Abdul Djalil ditembak mati oleh jepang dan berhasil menguasai Cot Pleing. 2. Perlawanan Singaparna, jawa barat Perlawanan ini terjadi di singaparna, jawa barat karena tindakan sewenang wenangnya bangsa jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Zainal Mustafa. Perlawanan ini dilatarbelakangi karena jepang memaksa rakyat singaparna melakukan upacara penghormatan terhadap kaisar jepang dengan membungkukkan badan ke arah tokyo. Proses Kebijakan untuk menyembah kaisar jepang yang dianggap dewa oleh jepang membuat Ziainal Mustafa mengajak santri santri di pasantren untuk tidak melakukannya karena dianggap menduakan Allah dengan cara menambah keyakinan santri dalam keimanan dan mengajarkan Silat. Akhir Jepang melakukan serangan karena penolakan yang dilakukan rakyat singaparna tahun 1944. Peperangan tersebut kemudian berhasil dimenangkan oleh jepang dengan memenjarakan rakyat singaparna dan menghukum mati Zainal Mustafa. 3. Perlawanan Indramayu, Jawa Barat Kebijakan yang dibuat jepang dianggap merugikan rakyat indonesia yaitu kebijakan penarikan padi hasil panen. Perlawanan tersebut dipimpin oleh Madrian. Proses Perlawanan Indramayu yang dipimpin oleh Madrian menggunakan semboyan "Lebih baik mati melawan jepang, daripada mati kelaparan". Semboyan tersebut yang dianggap kebijakan jepang sangat merugikan rakyat indonesia. Akhir Perlawanan antara jepang dan rakyat Indramayu dimenangkan oleh jepang karena kurangnya persenjataan yang dimiliki oleh rakyat Indramayu. 4. Perlawanan PETA di Blitar Perlawanan ini dipimpin langsung oleh Shodancho Supriyadi. Perlawanan PETA terjadikan karena kebencian Supriyadi terhadap jajahan jepang yang membuat kebijakan seperti penyetoran padi, romusha, dan lainnya. Proses Pemberontakan di blitar merupakan pemberontakan terbesar di jawa yang dipimpin oleh Shodancho Supriyadi dan dua orang temannya. Akhir Jepang melakukan perundingan palsu untuk mengelabui pasukan PETA. Akibatnya 4 pasukan perwira PETA dihukum mati, dan Shodancho Supriyadi menghilang tanpa itu yg lengkap ya semoga membantu ya

4 nama perlawanan tokoh perlawanan latar belakang proses akhir