Penelitianmengenai unjuk kerja dari PLTS 1 MWp on-grid pada Desa Kayubihi Bangli. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui desain Sistem hibrid yang dirancang mempunyai prinsip kerja satu arah yaitu pada saat PLTS bekerja (on) maka PLN tidak bekerja (off) dan begitu pula sebaliknya. Sistem PLTS dirancang untuk memenuhi
Perangkatelektronik atau beban hanya menerima aliran listrik dari PLTS saja. Cara Kerja PLTS Off-Grid 1. Panel Surya Menyerap Sinar Matahari. Cara kerja PLTS off grid serupa dengan pembangkit listrik tenaga surya lainnya, menggunakan panel surya untuk menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi arus listrik DC. 2. Inverter Mengonversi Arus
PLTSON GRID/PLTS ATAP adalah sistem pembangkit listrik tenaga surya yang terhubung /ter-interkoneksi dengan jaringan PLN (Grid). Sistem PLTS On Grid cocok untuk daerah perkotaan yang sudah terdapat jaringan PLN. PLTS ON GRID ini tidak memiliki baterai, jadi hanya berfungsi ketika terdapat sinar matahari dengan tujuan utamanya adalah untuk mengurangi penggunaan listrik dari PLN (Penghematan Tagihan Listrik).
BiayaPLTS off-grid dapat mencapai 2 hingga 3 kali biaya instalasi PLTS on-grid per-watt yang sama. Serta memerlukan maintenance secara teratur. Kesimpulan. Kami tidak merekomendasikan sistem PLTS off-grid untuk rumah tangga yang telah terpasang dengan listrik PLN. Hal ini dikarenakan PLTS off-grid tidak efektif dalam hal biaya serta terbilang
Prinsipcara kerja PLTA dalam membangkitkan tenaga listrik yaitu dengan memanfaatkan energi pada aliran air untuk memutar turbin dan generator. Di samping itu, pembangkit listrik tenaga air ini sifatnya ramah lingkungan, berbeda dengan pembangkit listrik yang memanfaatkan batu bara dan sumber energi tak terbarukan lainnya.
Site De Rencontre Pour Mariage En Tunisie. Jika tertarik ingin memasang energi tenaga surya sistem on-grid, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan khusus. Pertama, apa itu on-grid dan kedua cara kerja on-grid. Pertama, Apa itu Sistem On-GridPada dasarnya, panel surya sistem on-grid adalah sistem tenaga surya yang menggunakan rangkaian modul surya untuk menghasilkan listrik dari matahari. energi tenaga surya sistem on-grid ini tetap terhubung dengan jaringan PLN yang mengoptimalkan energi dari panel surya untuk menghasilkan energi listrik secara Bagaimana Cara Kerja Energi Tenaga Surya Sistem On-grid Perangkat utama yang diperlukan untuk membuat energi tenaga surya sistem on-grid adalah panel surya fotovoltaik, inverter dan meteran exim. Sistem on-grid bekerja dalam dua cara - pasokan listrik mengalir dari jaringan PLN yang terhubung ke rumah dan dari rumah ke jaringan PLN. Kelebihan ini membuat sistem on-grid secara harga terjangkau dan pemasangan lebih mudah. Panel surya dipasang di atap rumah dan terkoneksi ke jaringan listrik PLN. Cara kerja sistem on-grid adalah panel surya mengubah sinar matahari menjadi arus listrik searah, yaitu Direct Current DC. Arus ini kemudian dikirim ke inverter. Inverter surya kemudian mengubah DC menjadi arus listrik bolak-balik Alternating Current AC, kemudian menyalurkan arus tersebut ke berbagai perangkat elektronik di rumah. Listrik ini kemudian dialihkan ke jaringan untuk penggunaan sehari-hari. Ketika panel surya menghasilkan energi listrik yang berlebih dari kebutuhan harian kita, kelebihan listrik tersebut akan dikirim otomatis ke jaringan PLN. Saat malam hari ketika kebutuhan beban tinggi dan panel surya tidak bekerja optimal, secara otomatis, listrik yang berasal dari jaringan PLN akan string berfungsi untuk mengatur aliran listrik, sehingga daya dari panel surya selalu menjadi prioritas daripada listrik dari jaringan PLN. Hanya saja sistem on-grid tidak akan berfungsi jika terjadi pemadaman listrik dari jaringan PLN. Skema PLTS Atap dengan Meteran EXIMPengguna Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Atap on-grid bisa mengekspor kelebihan listrik yang dihasilkan ke PLN dengan menggunakan meter ekspor-impor EXIM. Kelebihan listrik tersebut dapat digunakan untuk mengurangi tagihan listrik bulanan. Dengan kata lain pengguna sistem on-grid sudah bisa mengekspor-impor listrik ke dan dari PLN dan membuat pengguna PLTS Atap dapat menghemat tagihan listrik. Kondisi diatas terealisasi berkat terbitnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Nomor 49 tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem PLTS Atap Oleh Konsumen PT PLN Persero. Kebijakan ini merupakan peraturan terbaru mengenai implementasi pemanfaatan sistem PLTS Atap. Ada beberapa ketentuan di Permen ESDM ini, salah satunya kapasitas sistem PLTS Atap dibatasi paling tinggi 100% dari daya tersambung konsumen PLN. Ini ditentukan dengan kapasitas total inverter. Energi listrik pelanggan PLTS Atap yang diekspor dihitung beradasarkan nilai kWh ekspor yang tercatat pada meter kWh EXIM dikali 65%.Dengan kata lain setiap listrik yang dialirkan pelanggan PLTS Atap ke PLN hanya dihargai 65% dari total listrik Atap untuk Golongan IndustriPermen ESDM tahun 2019 mengatur konsumen PLTS Atap dari golongan industri hanya dikenai biaya kapasitas yang dibayar setiap bulan. Artinya, konsumen dari golongan industri tak lagi dikenai biaya pembelian energi listrik darurat. Terdapat juga skema penghitungan biaya kapasitas pemasangan PLTS Atap dimana batas beban minimum listrik menyala dalam satu bulan ditetapkan sebesar 5 jam yang sebelumnya 40 jam. Ketika beban minimum pemakaian listrik masih dietapkan sebanyak 40 jam, pengembalian modal pemasangan PLTS Atap memakan waktu sekitar 11 tahun. Sekarang beban minimum pemakaian listrik telah berkurang 5 jam, modal pengembalian bisa dipersingkat menjadi 8-9 tahun. Sedangkan jika biaya kapasitas sepenuhnya dihilangkan, maka pengembalian modal hanya butuh waktu 6-7 jauh lagi, dalam pasal 6 ayat 2 Permen tahun 2018, energi listrik pelanggan PLTS Atap yang diekspor dihitung berdasarkan nilai kWh ekspor yang tercatat pada meteran EXIM dikali 65% atau 0,65. Artinya, 1 watt listrik yang dihasilkan PLTS Atap akan mengurangi harga lisrik PLN maksimal 0,65 watt untuk bulan Sistem On-Grid1. Tagihan Listrik Rendah Meskipun sistem PLTS Atap terhubung ke jaringan PLN, konsumen cukup membayar kelebihan listrik yang di konsumsi. Tagihan yang dihasilkan bulanan terdapat biaya yang harus dibayarkan. Namun, pada saat yang sama jika konsumen menggunakan lebih sedikit listrik, kelebihannya diekspor ke jaringan Perawatan mudah Energi tenaga surya sistem on-grid memiliki jumlah komponen paling sedikit ditambah pemasangan sederhana. Tidak adanya baterai membuat perawatannya cukup Penghasilan pasif Dengan koneksi ke jaringan PLN, konsumen dapat menghemat biaya listrik tiap bulannya. Sistem on-grid tidak hanya membuat tagihan listrik turun tetapi kelebihan listriknya dapat dimanfaatkan dibulan Pemasangan MudahSistem surya on-grid paling hemat biaya dan mudah untuk dipasang. Sistem on-grid merupakan sistem yang ideal untuk rumah tangga karena biaya yang dibebankan dapat kembali dengan cepat melalui skema ekspor-impor.
Smart Microgrid System of Udayana University is collaboration project between Ministry of Energy and Mineral Resources with Udayana University. The system consist of kWp Solar Power Plant, 5 kWp Wind Turbine, 20 kWp Diesel Generator, 192 kVAh battery and connected with a low voltage distribution network 220/380 V. This paper discusses performance of the solar power plant with HelioScope. The simulation results will be compared with the real energy production from solar power plant The simulation results is 43, kWh per year. Whereas the real production is 3, kWh, lower by 4, kWh or than the simulation. Factors that influence the difference are shade, the cleanliness of solar modules and orientation of the solar modules. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PLTS 26,4 KWP PADA SISTEM SMART MICROGRID UNUD N. Surya Gunawan1, I. N. Satya Kumara2, Rina Irawati3 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. 3Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Email , r_yina96 Abstrak Sistem Smart Microgrid Universitas Udayana merupakan hasil kerjasama Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Universitas Udayana yang terdiri atas PLTS 26,4 kWp, PLTB 5 kWp, PLTD 20 kWp, baterai 192 kVAh serta terterkoneksi dengan jaringan distribusi tegangan rendah 220/380 V. Penelitian ini membahas unjuk kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya tersebut dengan software HelioScope. Hasil simulasi akan dibandingkan dengan produksi energi riil dari PLTS. Hasil simulasi produksi energi listrik PLTS sebesar kWh per tahun. Sedangkan produksi riil PLTS sebesar kWh, lebih rendah kWh atau 9,53 % dibandingkan hasil simulasi. Fakto – factor yang mempengaruhi perbedaan produksi energi listrik hasil simulasi dengan produksi riill adalah benda-benda yang berada disekitar PLTS yang menyebabkan shading, tingkat kebersihan modul surya, perbedaan orientasi PLTS dengan orientasi optimal. Kata kunci Energi terbarukan, PLTS, unjuk kerja, HelioScope Abstract Smart Microgrid System of Udayana University is collaboration project between Ministry of Energy and Mineral Resources with Udayana University. The system consist of kWp Solar Power Plant, 5 kWp Wind Turbine, 20 kWp Diesel Generator, 192 kVAh battery and connected with a low voltage distribution network 220/380 V. This paper discusses performance of the solar power plant with HelioScope. The simulation results will be compared with the real energy production from solar power plant The simulation results is 43, kWh per year. Whereas the real production is 3, kWh, lower by 4, kWh or than the simulation. Factors that influence the difference are shade, the cleanliness of solar modules and orientation of the solar modules. Keywords Renewable energy, PLTS, performance, HelioScope. 1. PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah pusat Indonesia mengenai Rencana Pengelolaan Energi Nasional yang disingkat RUEN merupakan merupakan penjabaran dan rencana pelaksanaan Kebijakan Energi Nasional yang bersifat lintas sector untuk mencapai sasaran kebijakan energi nasional. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa total rencana pembangunan pembangkit listrik sampai pada tahun 2025 adalah sebesar MW, dimana 23 % dari total pembangkitan tersebut merupakan rencana pembangunan pembangkit listrik dengan mengandalkan potensi energi baru terbarukan EBT. Sehingga sampai pada tahun 2025 Indonesia direncanakan akan membangun sebesar MW pembangkit EBT [2] . Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS merupakan salah satu jenis pembangkit EBT yang berkembang di Indonesia. PLTS merupakan suatu sistem yang mampu mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan modul photovoltaic. Berdasarkan data RUEN pengembangan pembangkit listrik tenaga surya diproyeksikan sebesar MW pada tahun 2025 [1]. Hal ini didukung oleh wilayah Indonesia yang terletak di Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati daerah ekuator yaitu wilayah tengah yang membagi bola bumi menjadi bagian utara dan selatan. Posisi ini menyebabkan ketersediaan sinar matahari hampir sepanjang tahun di seluruh wilayah Indonesia kecuali pada musim hujan dan saat awan tebal menghalangi sinar matahari. Berdasarkan peta insolasi matahari, wilayah Indonesia memiliki potensi energi listrik surya sebesar kW/m2 per hari [4]. Di Bali terdapat PLTS dan sudah dilakukan penelitian diantaranya penelitian yang membahas mengenai unjuk kerja inverter dan pengaruh string array terhadap produksi energi PLTS dengan hasil seluruh inverter di PLTS Kayubihi dapat memproduksi energi listrik lebih besar atau sama dengan 75% [15] Kemudian, penelitian yang membahas tentang kinerja sistem PV dalam iklim tropis [11]. Kemudian, penelitian yang membahas tentang analisa teknis dan biaya untuk mengetahui kelayakan sistem PJU-TS [16]. Kemudian, penelitian yang membahas tentang potensi daya dan produksi energi listrik jika atap Gedung-gedung di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung dipasang PLTS dengan mensimulasikan modul surya dipasang pada sisi utara, timur, barat dan selatan dari atap Gedung [12]. Kemudian penelitian yang membahas tentang evaluasi pemanfaatan dan kinerja PLTS, perencanaan model pengelolaan agar IPAL dapat berfungsi secara optimal dan berkelanjutan [14]. Kemudian penelitian yang membahas tentang analisis teknis dan ekonomi dari implementasi penerangan bertenaga surya di bali di atas Seawater Toll-road yang dirancang beroperasi 12 jam per hari dengan pencahayaan rata-rata ≥ 15 lux [10]. Kemudian penelitian yangb membahas mengenai analisis kondisi PLTS yang terpasang dengan melakukan audit pada sistem PLTS yang terpasang [13]. Pilot Project Smart Grid in Microgrid Universitas Udayana memiliki PLTS dengan kapasitas 26,4 kW yang di pasang di atas rooftop Gedung DH Program Studi Teknik Elektro Universitas Udayana. Pilot project ini merupakan hasil kerja sama antara BALITBANG Kementrian ESDM dengan Universitas Udayana untuk bersama-sama mengembangkan teknolgi bidang Energi dan Sumber Daya Mineral terkhusus dalam pengembangan energi baru terbarukan. Pada pertengahan tahun 2017 microgrid sudah beroperasi dan digunakan untuk mensuplai kebutuhan energi di gedung DH. Produksi energi dari suatu PLTS tergantung dari berbagai faktor. Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi PLTS adalah iradiasi matahari. suhu, shading, dan sudut kemiringan dari panel surya. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai unjuk kerja dari PLTS yang terpasang pada sistem Smart Microgrid UNUD. 2. KAJIAN PUSTAKA Smart Microgrid Smart Microgrid merupakan jaringan skala kecil yang terdiri dari pembangkitan tersebar distributed generation, yang meliputi microturbine, fuel cell, PV dan energi terbarukan lainnya, dengan dilengkapi media penyimpangan energi flywheels, kapasitor energi dan baterai serta beban. Microgrid biasanya beroperasi pada tegangan rendah dan bekerja dengan kondisi terhubung ke jaringan grid – connection dan tidak terhubung ke jaringan islanded, dapat beroperasi dengan aliran daya 2 arah yaitu dari jaringan menuju sistem microgrid, dan dari sistem microgrid menuju jaringan. sehingga dapat meningkatkan keandalan serta ramah lingkungan karena menggunakan sumber energi terbarukan. Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS merupakan salah satu distributed generation. PV array adalah kumpulan dari modul surya yang terbuat dari bahan semikonduktor yaitu silicon, panel surya dapat mengkonversi energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Gambar 1. Panel Surya [5] Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Pada umumnya PLTS terdiri dari bebrapa komponen utama yaitu modul surya sebagai pembangkit listrik, inverter untuk mengkonversi sistem tegangan DC menjadi sistem tegangan AC, charger controller dan baterai sebagai media penyimpanan energy. Berdasarkan konfigurasinya PLTS dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu PLTS terhubung dengan jaringan on-grid dan PLTS tidak terhubung dengan off-grid Faktor yang Mempengaruhi Produksi Energi PLTS Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi energi listrik PLTS adalah iradiasi matahari, suhu modul surya, shading, tingkat kebersihan modul surya dan sudut kemiringan serta orientasi pemasangan modul surya. Pertama, energi yang dihasilkan modul surya menurun seiring menurunnya iradiasi matahari. Kedua, energi yang dihasilkan menurun seiring dengan meningkatnya suhu tergantung dari besarnya koefisien suhu pada modul surya. Penurunan produksi energi akibat pengaruh dari kenaikan suhu adalah sekitar 0,4% setiap peningkatan 1°C. Ketiga, ketika benda-benda disekeliling PLTS yang menghalangi penyinaran matahari ke modul surya sehingga mengurangi nilai iradiasi matahari yang ditangkap oleh modul surya. Keempat, kotoran yang menempel pada modul surya juga dapat mengurangi iradiasi matahari yang diterima oleh modul surya. Kelima, sudut kemiringan dari panel surya berpengaruh dalam penyerapan sinar matahari. Setiap lokasi memiliki sudut kemiringan optimal dalam penyerapan iradiasi matahasi. HelioScope Simulation Terdapat perangkat lunak untuk merancang sistem fotovoltaik. Sistem perangkat lunak dibuat untuk memperkirakan produksi energi PLTS. Gambar 2. Tampilan Aplikasi HelioScope [6] HelioScope merupakan sebuah program berbasis web yang diperkenalkan oleh Folsom Labs yang memungkinkan para insinyur untuk melakukan simulasi lengkap sistem PLTS. Data yang digunakan HelioScope adalah data cuaca yang berasal dari stasiun cuaca di seluruh dunia dengan alnalisis TMY weather yaitu pemilihan kondisi cuaca yang sesuai dengan keadaan saat itu berdasarkan data 30 tahun terakhir. 3. METODE PENELITIAN Tahap awal penelitian ini adalah melakukan observasi untuk mengetahui lokasi, konfigurasi dan spesifikasi sistem PLTS terpasang. Tahap selanjutnya melakukan simulasi dengan HelioScope. Tahap selanjutnya mengumpulkan data dari sistem pengukuran data logger PLTS, berupa data energi listrik yang dihasilkan selama satu tahun yaitu dari bulan Januari 2018 sampai dengan Desember 2018. Selanjutnya mengolah data dan membandingkan hasil simulasi dengan hasil pengukuran sebenarnya. sistem PLTS UNUD Data Monitoring PLTS UNUD dengan HelioScope mechanical PLTS electrical PLTS Energi dan GlobhHor dan produksi Energi riil dengan hasil riil simulasi dengan riil PLTS mempengaruhi perbedaan produksi energi hasil Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Gambar 3. Skematik Metode Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem PLTS Smart Microgrid UNUD Pembangkit Listrik Tenaga Surya dibangun di atas Gedung DH dengan luas lahan kurang lebih 421,25 m2. Secara geografi PLTS teretak pada koordinat -8,79° lintang selatan, 115,17° bujur timur dengan ketinggian ± 61meter diatas permukaan laut. Tampak atas dari lokasi PLTS menggunakan Google Earth dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4 Foto Satelit Lokasi PLTS UNUD PLTS dengan daya nominal 26,4 kWp terhubung dengan jaringan PLN 220/380 V yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Gedung DH. Single line diagram PLTS dengan sistem Smart Microgrid UNUD dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Single line diagram PLTS dengan Smart Microgrid UNUD [5] Sistem Smart Microgrid UNUD memiliki sistem monitoring yang berfungsi untuk mencatat data dan operasi dari keseluruhan sistem, termasuk operasi PLTS, serta terkoneksi dengan web sehingga dapat dipantau secara realtime. Konfigurasi PLTS Smart Microgrid UNUD PLTS Smart Microgrid UNUD terdiri dari 2 PV array yaitu PV array 1 terdiri atas PV string 1,2 dan 3 serta PV array 2 terdiri dari PV string 4, 5 dan 6. Pada PV string 1, 2, 4, 5 tersusun dari 14 modul surya yang disusun secara seri, sedangkan pada PV string 3 dan 4 tersusun dari 12 modul surya, sehingga total modul surya yang terpasang berjumlah 80 modul seperti yang ditunjukkan pada gambar 7 dan 8. Gambar 7. PV Array PLTS [5] Gambar 8. Tampak Atas PLTS Smart Microgrid UNUD [5] PLTS Smart Microgrid UNUD menggunakan inverter Sunny Tripower 1500 TL sebanyak 2 unit untuk mengubah daya listrik searah DC dari solar panel menjadi daya listrik AC 3 fasa 4 kawat dengankapasitas masing-masing 15 kW. Inverter Sunny Tripower ditunjukkan pada gambar 9 Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Gambar 9. Inverter Suny Tripower 1500 TL [5] Setiap inverter memiliki input 1 PV array yang terdiri dari 3 PV string, masing masing PV string akan digabung pada PV combainer box sebelum menuju ke inverter Sunny Tripower 1500 TL. Wiring Diagram PLTS dapat dilihat pada gambar 10. Wiring Diagram PLTS [5] Hasil Simulasi HelioScope Produksi energi PLTS hasil simulasi ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Simulasi Produksi Energi PLTS Smart Microgrid UNUD [6] Bulan 2Jan 138 28 Feb 140 28 Mar 160 28 Apr 167 28 Mei 172 28 Jun 157 27 Jul 170 26 Ags 173 26 Sep 175 26 Okt 190 28 Nov 158 28 Des 154 28 TOTAL SATU TAHUN Berdasarkan tabel 1 potensi energi PLTS sebesar kWh per tahun, dengan iradiasi matahari tertinggi pada bulan Oktober sebesar 190 kWh/m2 dan iradaisi matahari terendah pada bulan januari sebesar 138 kWh/m2. Suhu lingkungan selama satu tahun berkisar 26°C sampai dengan 28°C. Grafik iradiasi matahai dan temperature PLTS ditunjukkan pada gambar 11. Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Gambar 11. Grafik GlobHor dan Temperature PLTS Hasil Simulasi [6] Hasil simulasi juga menunjukkan adanya rugi-rugi daya seperti pada pada gambar 12 Gambar 12. Grafik Penyebab Rugi-rugi Daya pada PLTS [6] Berdasarkan gambar 12 besar rugi-rugi daya terbesar disebabkan oleh kenaikan suhu monul surya yaitu 7,8%, sedangkan rugi-rugi daya terkecil disebabkan oleh penghantar yaitu 0,2%. Perbandingan Hasil Simulasi dengan Produksi Riil Perbandingan hasil simulasi dengan produksi riil dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Produksi Energi PLTS Smart Microgrid UNUD [5] [6] Berdasarkan tabel 2. perbedaan simulasi HelioScope dengan produksi riil PLTS selama satu tahun, didapat bahwa perbedaan terbesar terjadi pada bulan Juli dimana produksi energi hasil simulasi adalah kWh sedangkan produksi energi riil adalah kwH dengan selisih kWh atau 61%. Selama satu tahun produksi energi listrik hasil simulasi sebesar kWh sedangkan produksi riil sebesar kWh lebih kecil atau 9,5% dari hasil simulasi. Grafik perbandingan produksi energi hasil simulasi dengan produksi riil PLTS dapat dilihat pada gambar 13 sebagai berikut. Gambar 13. Grafik Perbandingan Produksi Energi PLTS Simulasi dan Riil [5] [6] Perbedaan produksi energi listrik hasil simulasi dan riil disebabkan oleh adanya perbedaan nilai iradiasi matahari simulasi dengan lokasi riil, data iradiasi simulasi berjarak ±10 km dari lokasi riil PLTS. Software HelioScope menggunakan data cuaca yang berasal dari stasiun cuaca di seluruh dunia dengan alnalisis TMY weather yaitu pemilihan kondisi cuaca yang sesuai dengan keadaan saat itu berdasarkan data rata-rata 30 tahun terakhir, berbeda dengan nilai iradiasi pada kondisi riil. Gambar 14 menunjukkan lokasi data iradiasi pada simulasi HelioScope Gambar 14. Lokasi Data Sampel Iradiasi Matahari Pada Simulasi HelioScope [6] Bulan Jan 316 11,5 Feb -462 -16,1 Mar 51 1,4 Apr -310 -8,2 Mei 431 10,4 Jun 46,3 Jul 61,6 Ags 998 24,4 Sep -53 -1,4 Okt -165 -4,2 Nov -410 -13,1 Des -687 -22,8 Total 9,5 Lokasi Riil PLTS Sampel Iradiasi Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Perbedaan jenis modul surya dengan kapasitas yang sama yaitu 330 Wp antara simulasi dengan riil dapat menjadi salah satu penyebab perbedaan produksi energi. Tabel 3 menunjukkan perbedaan jenis modul yang digunakan. Tabel 3. Perbandingan Modul Surya Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan daya maksimum yang dihasilkan dari masing-masing modul surya, Kyocera memiliki daya maksimum 330,07W sedangkan SunPower memiliki daya maksimum 329,96W selain itu juga terdapat perbedaaan pada koefisien temperatur, Kyocera 330 memiliki koefisien temperature daya sebesar -0,45%/°C hal ini menandakan setiap kenaikan 1°C suhu pada modul maka akan mengalami penurunan daya sebesar 0,45%, Sedangkan SunPower 330 memiliki koefisien temperatur daya sebesar -0,37%/°C hal ini menandakan setiap kenaikan 1°C suhu pada modul maka akan mengalami penurunan daya sebesar 0,37%. Hal tersebut menyebabkan perbedaan hasil produksi energi listrik dari PLTS. Berdasarkan hasil observasi lapangan ditemukan bahwa terdapat shading yang menghalangi proses penyinaran iradiasi matahari terhadap modul surya, seperti pada gambar 15. Gambar 15. Shading Akibat Pohon Manga Disebelah Utara Gedung DH [5] Dari gambar 15 dapat dilihat bahwa shading disebabkan oleh pohon manga yang terletak di sebelah utara Gedung DH sehingga nilai iradiasi yang diterima menjadi lebih rendah yang mengakibatkan energi yang dihasilkan juga lebih rendah. Berdasarkan hasil observasi lapangan terdapat kotoran yang menempel pada panel surya, seperti pada gambar 16. Gambar 16. Shading Akibat Kotoran yang Menempel Pada Modul Surya [5] Dari gambar 16 dapat dilihat bahwa kotoran baik itu debu, kotoran hewan dan kotoran lainnya, dapat menghalangi penyinaran sinar matahari menuju modul surya sehingga mengakibatkan iradiasi yang diterima menjadi rendah. Sudut optimal penyinaran matahari adalah 90° terhadap modul surya. Berdasarkan hasil observasi lapangan didapat sudut kemiringan optimal dari modul surya senilai 14,6° menghadap utara 0°, sedangkan sudut kemiringan modul surya riil sebesar 16°-17° menghadap utara dengan perbedaan 1°-6°. Perbedaan orientasi menyebabkan perbedaan sudut penyinaran matahari yang mengakibatkan perbedaan produksi energi. 5. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan didapat beberapa simpulan sebagai berikut Parameter SunPower 330 Wp Simulasi Pmax 330,07 W 329,96 W Vmp 40,7 V V Imp 8,11 A A Voc 50,3 V V Isc 8,74 A A %/°C %/°C %/°C %/°C %/°C %/°C Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati 1. Potensi produksi energi listrik PLTS Smart Microgrid UNUD hasil simulasi selama satu tahun adalah kWh. 2. Produksi energi riil dari PLTS selama selama tahun 2018 adalah kWh lebih rendah kWh atau 9,53% dari hasil simulasi HelioScope. 3. Perbedaan produksi energi listrik tersebut disebabkan oleh shading dari pepohonan disekitar modul surya, tinggat kebersihan modul surya, perbedaan modeling modul surya serta perbedaan orientasi dari PLTS yang terpasang. 6. DAFTAR PUSTAKA PT. PLN. Persero, Rencana usaha Penyediaan Tenaga Listrik, Jakarta PT PLN Persero 2017-2026, 2017. K. RI, Blue Print Pengelolaan Energi Nasional, Jakarta, 2006-Jakarta. ABB, Technical Application Papers Photovoltaic Plants., Bergamo, Italy ABB SACE, 2010. N. S. Kumara, "Pembangkit Listrik Tenaga Surya Skala Rumah Tangga Urban Dan Ketersediannya di Indonesia," Teknologi Elektro, Vols. 9, pp. 68-75, 2010. ESDM, Dokumentasi Pilot Project Smart Grid in Microgrid Universitas Udayana, 2017. HelioScope, Desain Simulasi PLTS 26,4 kWp dengan HelioScope, 2019. E. T. A. Duka, I. N. Setiawan and A. I. Weking, "Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hybrid Pada Area Parkir Gedung Dinas Cipta Karya, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung," E-SPEKTRUM, Vols. 5, pp. 67-2018. I. K. A. Setiawan, I. N. S. Kumara and I. W. Sukerayasa, "Analisis Unjuk Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS Satu MWp Terinterkoneksi Jaringan di Kayubihi, Bangli," Teknologi Elektro, 27-33, 2014. P. A. Sujana, I. N. S. Kumara and I. A. D. Giriantari, "Pengaruh Kebersihan Modul Surya Terhadap Unjuk Kerja PLTS," E-Journal SPEKTRUM, No. 3, pp. 49-54, 2015. N. M. Karmiathi, I. N. Kumara and I. W. Gunarta, "Techo-Solar-powered Lighting of Bali above Seawater Toll-road," Vols. 16, No. 5, pp. 2342-2354, 2018. I. N. S. Kumara, I. N. Setiawan, T. Urmee, A. A. G. A. Parwitra, Y. Divayana and A. Jaya, "Implementation of Grid-connected PV Plant in Remote Location in Sumbawa Island of Indonesia Lesson Learned," ICSGTEIS, pp. 203-209, 2018. I. D. G. Y. P. Pratama, I. N. S. Kumara and I. N. Setiawan, "Potensi Pemanfaatan Atap Gedung Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Untuk PLTS Rooftop," E-SPEKTRUM, Vols. 5, No. 2, pp. 119-128, 2018. K. V. Kumara, I. N. S. Kumara and W. G. Ariastina, "Tinjauan Terhadap PLTS 24 kW Atap Gedung PT Indonesia Power Pesanggaran Bali," E-SPEKTRUM, Vols. 5, pp. 26-2018. P. A. R. Arimbawa, I. N. S. Kumara and R. S. Hartati, "Studi Pemanfaatan Catu Daya Hibrida PLTS 3,7 kWp dan PLN Pada Instalasi Pengolahan Air Limbah Desa Pemecutan Kaja Denpasar Bali," Jurnal SPEKTRUM Vol. 6, No. 3 September 2019 N. Surya Gunawan, I. N. Satya Kumara, Rina Irawati Teknologi Elektro, Vols. 15, pp. 33-38, 2016. A. N. B. B. Nathawibawa, I. N. S. Kumara and W. G. Ariastina, "Analisis Produksi Energi dari Inverter pada Grid-Connected PLTS 1 MWp di Kayubihi Kabupaten Bangli," Elektro, Vols. 16, pp. 131-2017. I. W. Y. M. Wiguna, W. G. Ariastina and I. N. S. Kumara, "Kajian Pemanfaatan Stand Alone Photovoltaic System Untuk Penerangan Jalan Umum," Teknologi Elektro, pp. 32-41, 2012. ... Penelitian yang dilakukan oleh Sumariana dkk, pada tahun 2019 tentang desain dan analisa ekonomi PLTS atap untuk villa di Bali [3]. Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dkk, pada tahun 2019 tentang unjuk kerja pembangkit listrik tenaga surya PLTS 26,4 kwp pada sistem smart microgrid UNUD [4]. Peneltian yang dilakukan oleh Wicaksana dkk, pada tahun 2019 tentang unjuk kerja pembangkit listrik tenaga surya rooftop 158 kwp pada kantor Gubernur Bali [5]. ...Krisda Bimas Permada Nyoman SetiawanI Wayan Arta WijayaRooftop solar power plant is energy that utilizes solar energy as anenergy source which is then converted into electrical energy as well as analternative to environmentally friendly electricity generation. Rooftop solar power plants can beinstalled on the roofs of large buildings,the roof of the STIE Widya Gama campus with an areaof m2. Rooftop solar power plant aims as an additional power supply to supply electricalpower to the Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang campus of 53 kVA installedpower on transformer 1. The design of a rooftop solar power plant at the STIE Widya GamaLumajang Campus uses 100 solar modules of type Vertex TSM-DE18MII 500 Wp. Inverterwith a capacity of 53 kVA as much as 1 unit type SUNNY TRIPOWER power plants produce electrical energy of 82322,2 kWh/year to supply theload on STIE Widya Gama Lumajang. Initial investment capital of Rp. and operation costs of 1% of the investment capital cost of and payback periode for 14 years 6 months if inflation in Indonesia [4] Penelitian mengenai unjuk kerja PLTS smart microgrid 26,4 kWp yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Gedung DH Teknik Elektro Universitas Udayana. [5] Penelitian yang membahas kajian teknis PLTS adalah perancangan PLTS pada Gedung Sekolah Dasar Negeri 5 Pendungan [6], dan RSPTN UNUD [7]. [3] selisih lebih kWh=jumlah kWh impor-jumlah kWh Ekspor×65% ...The rooftop on-grid PLTS system is commonly used by people from the household,commercial, to industrial sectors to reduce electricity bills from PLN. Based on PERMEN ESDM49 of 2018, the export value of electrical energy to the PLN electricity grid is 65%, and if energyexports are greater than energy bills, the rest will be stored and accumulated in the followingmonth. This is only valid for a maximum of 3 months, in the 4th month the remaining energyexport savings will be eliminated. Determining the right PLTS capacity makes the contribution ofPLTS in making bill savings more optimal. The office of BAPPEDA LITBANG Probolinggo Citywas used as the research location. The PLTS Scenario 1 design uses a capacity according tothe energy needs of the office, which is kWp, and the PLTS Scenario 2 capacity is greaterthan the office energy requirement of kWp. Based on the investment feasibility analysisusing the NPV, PI, and DPP methods, it shows that the Scenario 1 and Scenario 2 PLTSdesigns are feasible to run. PLTS Scenario 1 and Scenario 2 investment is Rp. 267,000,000and Rp. million, respectively. The benefit of saving bills for 30 years of PLTS operation,in Scenario 1 is Rp. 406,863,069 or 152% of the total investment, while Scenario 2 is or 150% of the total investment.... Untuk pengembangan terkait EBT di Indonesia Pemerintah mengambil tindakan dengan membuat Kebijakan Energi Nasional KEN [2]. KEN yang menjadi dasar lahirnya Rencana Umum Energi Nasional RUEN [3]. Potensi EBT tertinggi yang berada di Indonesia terdapat pada sektor energi surya yaitu sebesar 207,9 GW. ...I Kadek Hendy Wijaya I Nyoman Satya KumaraWayan Gede AriastinaDevelopment to new renewable energy still lower than Indonesia's target of 23% in 2025. For this reason, alternative solutions are needed, namely the use of renewable energy, one of which is from the solar energy sector, namely solar PV. Solar energy has the highest potential compared to other renewable energy sectors of GW. Based on that, in 2020 the Province of Bali received a Rooftop Solar PV grant through the Ministry of Energy and Mineral Resources, one of which is located at the Bali Provincial DPRD Government Office with an installed power of 25 kWp using the On Grid system. Based on this, it is necessary to conduct a detailed study of the potential, operational systems, savings and the proper management model of Rooftop Solar PV at the Bali Provincial DPRD Office. The potential of Solar PV electricity production on the roof of the Bali Provincial DPRD Office was analyzed by simulating the orientation and tilt angle of the Solar PV to get the optimum Solar PV electrical energy production results using HelioScope software. The results showed that the results of electrical energy production in the simulations of the two scenarios tended to be higher with the total difference in scenario 1 and scenario 2 being and respectively. For savings that can be obtained for 6 months of Rp. 36,055,301 with a percentage of The PLTS management model in the future is located in the general section, precisely in the Sub Coordinator of the Equipment, Assets and Household Substance Unit.... Pembangkit listrik tenaga bayu merupakan salah satu pembangkit energi terbaruka EBT yang memanfaatkan energi kinetik dari angin sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Indonesia sendiri menargetkan porsi energi terbarukan sekitar 23% untuk tahun 2025 [1] [2]. Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih relatif kecil sekitar 2% [3]. ...I. W. Dhanan ArieyasaCok Gede Indra Partha Wayan SukerayasaWind power generation is a power plant that converts kinetic energy into electrical energy by utilizing wind as its energy source. The Smart Grid Pilot Project in Microgrid, Udayana University's Electrical Engineering Study Program has a wind power plant for research. The wind power plants in the Smart Grid Pilot Project in Microgrid Udayana University's Electrical Engineering Study Program totaled 10 turbines with rated power of 500 Watt each, from 10 wind turbines there are 8 wind turbines with TSD-500 models made in Indonesia and 2 wind turbines with models made in China. The data logger contained in the Pilot Smart Grind in Electrical Engineering, Udayana University, logs 10 wind turbines at a time, so the output power of each wind turbine is unknown. Performance analysis of wind turbine TDS-500 and using a measuring instrument based on the ATmega 328 microcontroller so that it can find out which wind turbine is larger which results in better power output and performance. The results of this study indicate that the TSD-500 wind turbine performance is better than the wind turbine.... Sedangkan menurut Gunawan dkk dalam penelitian unjuk kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Universitas Udayana dengan membandingkan produksi energi riil dari PLTS dengan Hasil simulasi software HelioScope, diperoleh produksi riil lebih rendah sebesar dibandingkan hasil simulasi yang disebabkan oleh faktor benda-benda yang berada disekitar PLTS yang menyebabkan shading, tingkat kebersihan modul, perbedaan orientasi PLTS dengan orientasi optimal [10]. ...Adrian MansurPLTS On Grid 50 kWp UPDL Makassar merupakan PLTS yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik sekaligus sebagai modul pembelajaran PLTS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja PLTS dengan membandingkan antara energi riil dengan hasil simulasi menggunakan Software PVSyst. Dari hasil simulasi diperoleh perbedaan energi riil sebesar % dibandingkan hasil simulasi PVSyst Meteonorm dengan data shading pada tools Solmetric, sementara selisih dengan hasil simulasi PVSyst NASA-SSE sebesar dibandingkan energi riil. Pada kedua simulasi data, diperoleh langgam output yang identik dengan kondisi riil dimana nilai output terendah pada Inverter 2 yang disebabkan oleh faktor shading. Selain itu pada penelitian ini diperoleh penurunan output disebabkan oleh perbedaan antara orientasi dan tilt PLTS dibandingkan dengan hasil optimasi azimuth dan tilt pada simulasi PVSyst.... Sedangkan produksi riil PLTS sebesar kWh, lebih rendah kWh atau 9,53 % dibandingkan hasil simulasi. Faktorfaktor yang mempengaruhi perbedaan produksi energi listrik hasil simulasi dengan produksi riill adalah benda-benda yang berada disekitar PLTS yang menyebabkan shading Mansur, 2021, tingkat kebersihan modul surya, perbedaan orientasi PLTS dengan orientasi optimal Gunawan et al., 2019. ...Pengabdian ini mengimplementasikan PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebagai sumber energi listrik yang digunakan oleh para wisatawan di Desa Wisata Rindu Hati yang mana terletak di Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu yang masih minim pasokan listriknya. Tujuan dari pengabdian ini adalah menerapkan PLTS skala kecil untuk yang dikemas dalam bentuk rumah charging yang mana rumah charging ini dapat menjadi sumber energi listrik yang dapat mengisi listrik ke peralatan elektronik seperti handphone, lampu emergency, kompor induksi dan peralatan elektronika lainnya yang dibawa oleh para wisatawan Desa Rindu Hati. Sehingga para wisatawan tidak kesulitan dalam menghasilkan pasokan listrik. Metode pengabdian ini adalah metode TTG yaitu metode Teknologi Tepat Guna, yang mana kedepannya dengan membangun dan menyiapkan rumah rumah charging berbasis small PLTS merupakan sebagai upaya pengembangan Wisata di Desa Rindu Hati. Hasil dari penerapan Teknologi Tepat Guna yaitu kapasitas PLTS yang diImplementasikan untuk lemari charging sebesar 1000 WP What-Peek. Pengisian daya listrik dari sel surya ke baterai dimulai dari pukul pagi hingga pukul Wib... Teknologi panel surya ini sudah sangat luas digunakan di seluruh dunia dan sangat favorit yang dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik alternatif, setelah energi angin. Teknologi panel surya ini telah banyak dimanfaatkan sebagai pembangkit energi listrik atau yang dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS, seperti dalam Gunawan et al., 2019, Putra & Rangkuti 2016, sebagai penggerak pompa yang dijelaskan dalam Yuhendri et al., 2020, Iqtimal et al., 2018 dan sebagai pengering seperti dalam Usman et al., 2020, serta sebagai sumber energi listrik untuk penerangan dalam penangkapan ikan yang dilakukan oleh Lestari dkk., 2020. ...Petani yang ada di dusun Borong Rappo, Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa dengan luas area sawah adalah 10 ha. Pada musim kemarau air untuk irigasi diperoleh dari sumur ataupun embung. Agar air dapat disalurkan ke sawah, maka air dalam sumur atau embung tersebut dipompa dengan menggunakan mesin pompa. Mesin pompa yang digunakan oleh petani ada dua jenis, yaitu mesin dengan bahan bakar pertalite dan menggunakan gas, sehingga menambah biaya produksi. kegiatan ini bertujuan untuk membantu petani mengurangi biaya operasional berupa biaya bahan bakar dengan diimplementasikan Sistem Pompa Air Tenaga Surya SPATS. SPATS mempunyai biaya operasional yang hampir 0 nol. Prosedur pelaksanaan kegiatan PKM ini dimulai dengan survei lokasi dan diskusi dengan mitra untuk menentukan solusi dari permasalahan. Setelah perencanaan SPTAS untuk menentukan sistem dan kapasitas komponen SPATS. Tahap akhir adalah evaluasi kinerja pompa dan pengetahuan mitra dalam pengoperasian SPATS. Jenis SPTAS yang diimplementasikan adalah tipe direct driven dan pompa jenis deep well submersible. Kapasitas SPTAS yang diimplementasikan tersebut adalah 900 Wp untuk panel surya dan 700 W untuk pompa DC. Hasil pengamatan kinerja pompa pada kondisi cerah pompa dapat menghasilkan debit sebesar l/menit sehingga dibutuhkan waktu sekitar jam untuk memenuhi kebutuhan air setiap petak sawah. Sedangkan pada kondisi mendung SPTAS ini dapat memompa air l/menit, pada kondisi ini dibutuhkan waktu jam memenuhi kebutuhan air. Sistem SPTAS dapat menghilangkan biaya operasional pompa dan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air setiap arinya adalah use always increases, especially fossil energy. Through the National Energy Policy, the government continues to strive to increase the role of new and renewable energy sources so as to reduce dependence on fossil energy. Solar power generation is a type of renewable energy generator that capable to convert solar energy to electric energy. The main components of solar power generatios are batteries, solar panels, charger controllers, and inverters. Solar power generations technology itself is always being developed, such as automatic monitoring and sun tracking systems designed to improve system performance. One of the applications of solar power generations is in the household sector. In this sector consumes 49% of the national electricity energy in 2018. This type of generator is categorized as a roof solar power generations. Based on existing data, there were 1400 roof solar power generations users in September 2019. The development of solar energy utilization for the household sector is very appropriate because it can help achieve renewable energy about 23% in 2025 and 31% in 2050 in the national energy Power Plant PLTS is a renewable energy that converts sunlight into the construction of PLTS requires a large area of land so that for urban areas it is noteasy to get the required land. One of solution to this problem is to use the roof of the parkingbuilding as a rooftop solar power plant, the energy produced by the rooftop solar power plantcan be exported to the network because generally the energy demand for parking buildings isnot much. This paper discusses PLTS on the roof of parking buildings that have been built allover the world. The results of a review were obtained as many as 40 PLTS on the roof of theparking building which were built from 2010 to 2022 with a total capacity of 207,49 MW. ThisPLTS parking facility was built in the form of PLTS on the roof of the parking building, carportand parking canopy. Institutions that have built PLTS above their parking facilities includeairports, banks, malls, governments, water companies, recycling companies, pharmaceuticalcompanies, financial companies, car companies, hospitals, schools, stadiums and the 2020 fiscal year, the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic ofIndonesia provided PLTS On-Grid grants to the Province of Bali as many as 10 PLTS locationsin Denpasar City. One of them is in the Regional Development Planning Agency BAPPEDA ofBali Province with an installed capacity of 25 kWp which is connected to the PLN Bali is an example of the NRE Development Program and the Regional Medium-Term Development RPJMD that supports the PV mini-grid sector. This research wasconducted to determine the performance of the PLTS electrical system and to simulate theresults of PLTS production using Helioscope software so that it can compare the simulationresults of 2 scenarios with real conditions to determine the level of effectiveness in savingelectricity bills and the factors that influence the results of PLTS energy production. The resultsshowed that the potential for electrical energy generated for a year from the simulation ofScenario 1 and Scenario 2 was and It is known that the real energyproduction from July to December 2021 is 18,083 kWh with the simulation results of scenario 1and scenario 2 from July to December 2021 which are 19,810 kWh and 20,015 kWh. Thedifference between real energy production and the simulation results in scenario 1 and scenario2 is 1,727kWh with a percentage of and 1,931kWh with a percentage of Thepercentage of savings obtained for 6 months in 2021 compared to 6 months in 2020 is a saving value of Rp. 18,783, the RUPTL PT PLN Years 2017 untill 2026, the goverment aim to reach 5000 MW of PV plant potential in 2025. But, until November 2016, the number of PV plant in Indonesia is around 11 MW. To reach the 5000 MW target, many approach must be use. One of the approach is install PV plant on goverment buildings. Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Puspem Badung is a goverment buildings complex which located in Badung Regency, Bali is one of the goverment building that can be use for this approach. This paper aim to know the potency of electrical power dan electrical energy produced by Puspem Badung if the PV plant installed on the north, east, west, and south side of the roof. Electrical energy produced by PV plant is simulated by using System Advisor Model SAM. From the simulation results, north side of the roof can produce energy of kWh/year. From the analysis, the total energy that can be produced by PV plant is kWh/year. This amount can supply Puspem Badung energy need by 124,72 %.Ketut Vidhia Kumara I Nyoman Satya KumaraWayan Gede AriastinaPT. Indonesia Power unit Pesanggaran is one of the power generation companies in Bali, which has also participated in the development of renewable energy by installing solar PV with a capacity of 24 KW. In this research, reviews was conducted to know the condition of the solar PV plant. Review is carried out by conducting observation in the field, reviewing technical data of solar PV components, and also interviews with the staff who operate and maintain the solar PV. Through reviews it was found that the design and installation of solar PV plant is good and follows good practice of solar PV installation for optimum energy production. Due to plant location at GPS coordinate of -8,72, 115,21 therefore the solar module has been installed facing north or azimuth 0o. This module is placed on the roof of Building A, thereby reducing the cost to construct mechanical supports. The solar module was installed with a slope angle of 22o approaching the optimum slope angle. The components of the PV plant are good as they bear international standards. The solar module is CHN240-60P polycrystalline silicon with 60 cells that caccries CE certificate Conformité Europeenne. Also, the inverter is three units of ABB PVS300-TL-800W-2 with AC output of 8,000 W which are also carries CE certificate and others. The quality of technical specifications of solar PV components and also installation of the plant has direct influence on the energy production of the plant and these have been properly implemented on the 24 KW Indonesia Power solar PV is a very important component of a grid-connected PV plant due to its function to convert DC power output of the PV module to AC power. Inverter is built from many components to support its operation so it is the most complex component in a PV systems. The 1 MWp grid-connected Kayubihi PV Plant uses 50 units of 20 kW inverter. This research is aimed to obtain inverters performance also the effect of string array position to energy production of the plant. Energy production analysis of the plant is conducted by mapping the energy production percentage of each inverter, then inverter with the highest energy production percentage is nominated as the reference to measure the performance of other inverters. The analysis considers string array location which connected to the inverter too and also based on the site condition of PV location. It is found that that the highest energy production is shown by inverter 44-E5 with energy output of kWh and the lowest is inverter 8-D3 at kWh. The highest average energy production is inverter 44-E5 at 72,47 kWh/day, and the lowest is inverter 11-C5 at 39,26 kWh/day. Based on the analysis, it can be concluded that all inverter in Kayubihi PV Plant has its energy production greater than or equal to 75% of the optimum energy output of string array and the inverter 29-B9 has the highest energy production Penida merupakan sebuah pulau di tenggara pulau Bali dengan jumlah penduduk jiwa. Ketersediaan daya pembangkit PLN di pulau Nusa Penida adalah sebesar 3200 kW. Dengan beban puncak sebesar 2530 kW maka cadangan listrik saat ini hanya sebesar 670 kW. Hal itu menyebabkan krisis listrik sangat terasa bagi masyarakat di daerah terpencil seperti di Pulau Nusa Penida. Saat ini salah satu solusi yang memungkinkan adalah mengembangkan sumber energi terbarukan. Di Pulau Nusa Penida sudah dikembangkan PLTS. Bahkan PLTS di Pulau Nusa Penida dikembangkan juga pada sistem penerangan jalan umum. Pada penelitian ini dilakukan analisa teknis dan biaya untuk mengetahui kelayakan Sistem PJU-TS tersebut. Pada analisa teknis dilakukan pengukuran output tegangan dan arus dari PV Panel ke Charger Controller, dari Charger Controller ke baterai dan ke beban. Analisa teknis menghasilkan bahwa penyebab kerusakan baterai karena kapasitas pembangkitan tidak sebanding dengan kebutuhan kapasitas beban PJU-TS. Dengan kapasitas baterai yang terus kecil akan menyebabkan kerusakan pada baterai. Selain itu karena usia baterai yang sudah lama. Analisa biaya dilakukan dengan 3 skenario dengan tingkat IRR yang ingin dicapai sebesar 10, 11, dan 12 %. Dihasilkan harga jual yang pantas untuk energi listrik PJU-TS Nusa Penida berkisar antara s/d per adalah suatu teknologi pembangkit yang mengkonversikan foton dari matahari menjadi energi listrik. Faktor penting yang mempengaruhi besarnya foton yang diterima oleh sel surya adalah kebersihan modul surya. Studi pengaruh kebersihan modul surya terhadap unjuk kerja PLTS dilakukan di Denpasar pada bulan Januari sampai Maret, menggunakan dua modul surya yang indentik 14,1 Wp. Modul pertama dibersihkan secara berkala sedangkan modul kedua tidak dibersihkan. Dari studi ini, modul surya dibersihkan menghasilkan daya tertinggi 13,63 Watt. Sedangkan modul surya tidak dibersihkan menghasilkan daya tertinggi sebesar 13,45 Watt, terjadi penurunan sebesar 5,48%. Dari studi ini didapat hasil output dari modul surya yang dibersihkan lebih besar dibandingkan modul surya tidak dibersihkan. Penurunan yang relatif kecil disebabkan oleh pembersihan permukaan modul oleh hujan yang sering terjadi, sehingga secara tidak langsung air hujan membersihkan permukaan modul dari listrik tenaga surya PLTS 1 MWp terinterkoneksi jaringan di Kayubihi, Bangli atau disebut PLTS Kayubihi, merupakan hal baru dalam penerapan pemanfaatan energi surya fotovoltaik berskala besar di Indonesia. Keberadaan PLTS Kayubihi menjadi perhatian untuk dianalisis lebih lanjut, agar potensi produksi energi listrik spesifik/final yield YF, dan unjuk kerja/rasio performa PR dari PLTS diketahui terhadap lokasi pemasangan. Hal ini selanjutnya menjadi acuan dalam identifikasi dan analisis permasalahan operasi PLTS, guna pengembangan dan pengetahuan pengelolaan PLTS. Nilai optimum YF dan PR PLTS Kayubihi diperoleh dengan simulasi menggunakan software PVSyst, yang berdasarkan lokasi dan konfigurasi sistem terpasang, tanpa memperhatikan faktor shading sesuai lokasi PLTS. Selanjutnya hasil simulasi dibandingkan terhadap hasil produksi real energi listrik PLTS Kayubihi. Potensi optimum energi listrik per tahun yang dihasilkan PLTS Kayubihi dari hasil simulasi adalah 1656 MWh, dengan PR 83,6 %. Berdasarkan waktu operasi dari 15 Februari 30 September 2013 produksi real energi listrik PLTS Kayubihi adalah 729,08 MWh, selisih 32,3% dari simulasi PVSyst sebesar 1076,94 MWh. Shading dan gangguan yang ada menurunkan produksi energi dan unjuk kerja spesifik PLTS Kayubihi yaitu YF 3,20 jam/hari, dengan faktor kapasitas CF 13,34 % terhadap simulasi, yaitu YF 4,68 jam/hari dan CF 19,53%. I Nyoman Satya KumaraIndonesia terletak di daerah katulistiwa sehingga memiliki intensitas penyinaran matahari yang baik sepanjang tahun. Kondisi penyinaran ini potensial untuk digunakan dalam pembangkitan listrik tenaga surya PLTS. Pemanfaatan tenaga matahari untuk pembangkitan listrik sebenarnya sudah dilakukan sejak cukup lama namun aplikasinya masih terbatas pada sistem berdaya kecil atau yang lebih dikenal dengan solar home system SHS. SHS ini biasanya merupakan bantuan pemerintah yang diberikan secara subsidi dan masyarakat pedesaan menggunakannya sebagai sarana penerangan di malam hari untuk mengganti lampu minyak tanah. Dalam konteks ini terlihat bahwa pendekatan yang digunakan bersifat top-down sehingga selama ini perkembangan SHS sangat tergantung pada program pemerintah dan sejauh ini kontribusi energi listrik surya nasional masih sangat kecil. Masyarakat perkotaan merupakan komponen yang cukup besar dalam komposisi populasi Indonesia. Sebenarnya kelompok masyarakat ini hampir semuanya berada dalam jangkauan jaringan listrik PLN namun demikian mereka memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat pedesaan dalam pemanfaatan PLTS seperti daya beli, tingkat pendidikan, serta pemahaman tentang lingkungan dan penyelamatannya. Di samping itu, peranan energi listrik dalam kehidupan masyarakat urban sudah sangat melekat sehingga ketidaktersediaan energi tersebut akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan mereka seperti produktifitas dan kenyamanan. Beberapa ciri positif yang dimiliki masyarakat urban ini bisa dijadikan penggerak pemasyarakatan PLTS perkotaan yang bersifat swakarsa dan swakelola. Melalui pendekatan berbasis pemberdayaan masyarakat kota ini diharapkan akan menjadi komponen penting dalam upaya peningkatan kapasitas terpasang PLTS nasional untuk mencapai target sekitar 5% energi listrik terbarukan pada tahun 2025 seperti ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional. Salah satu prasyarat dalam perluasan pemanfaatan PLTS adalah ketersediaan peralatan dan komponen PLTS tersebut. Tulisan ini mencoba untuk meninjau ketersediaan sistem PLTS di Indonesia yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan rumah tangga di perkotaan. Ketersediaan yang dimaksud meliputi data tentang kapasitas dan vendor dari komponen PLTS. Informasi tentang ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan cepat untuk mengetahui perkembangan PLTS di Indonesia khususnya bagi masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkan tenaga matahari sebagai sumber pembangkit listrikAbstrak—Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL Desa Pemecutan Kaja adalah IPAL yang terletak di salah satu lingkungan kota Denpasar yang berfungi untuk mengolah air limbah yang dihasilkan oleh anggota masyarakat. IPAL ini meggunakan sistem radial flow anaerobic yang terdiri tangki rabic pro dan tangki up flow filter. Air hasil pengolahan limbah dapat langsung disalurkan ke sungai karena sudah memenuhi baku mutu limbah cair. IPAL ini menggunakan pompa listrik untuk mengalirkan limbah menuju tangki penyaringan. Pompa ini mengunakan catu daya hibrida PLTS 3,7 kW dan PLN. IPAL ini dikelola langsung oleh masyarakat desa Pemecutan Kaja. Hasil penelitian yang ingin dicapai adalah pertama, evaluasi pemanfaatan dan kinerja PLTS, kedua merencanakan model pengelolaan agar IPAL dapat berfungsi secara optimal dan berkelanjutan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa rata-rata energi listrik yang dihasilkan PLTS yaitu 23,59 kWh/hari dengan harga energi sebesar Percobaan untuk membersihkan filter pada IPAL dapat mengurangi konsumsi energi harian dari 8,84 kWh menjadi 3,05 kWh atau 65%. Rumah tangga yang menjadi pengguna IPAL saat ini membayar iuran sebesar Rp Namun, untuk operasi yang berkelanjutan dari IPAL, rumah tangga perlu membayar sebesar Rp Timotius Abit Duka Nyoman SetiawanAntonius Ibi WekingThe increasing demand for electrical energy in Bali requires additional electrical energy supply, while conventional energy such as petroleum, coal and natural gas continue to be used. Therefore, the utilization of non-conventional energy like solar energy should be increased. One of provision of non-conventional electric energy which is ready to be widely used is using PLTS Photovoltaic technology. The data analysis in this study uses manual calculation method to calculate electric power requirement, setting the result for electrical power, calculating the amount and capacity for solar module and inverter, calculating slope angle and location of solar module. PLTS uses a hybrid system with PLN, which works automatically to be controlled by the inverter control system. PLTS capacity of 148,274 kW supply 30% of the electrical energy consumption in the building of 2,310 objective of this studywas to obtain atechnical and economic analysis of solar-powered lighting SPL implementation at Bali above Seawater Toll-Road. The SPL was designed to operate 12Hours/day with average illumination ≥15-lux. Those requirements can be met byan SPL unit that consists of 2-pieces 87-W LED lights mounted on 10-m double arms pole with arm length and 15° tilt angle. Each LED light was powered by a 260-Wp solar panel, 24V-180AH battery and 10-A solarcharge controller. Every SPL unit should be installed on the toll-road median with pole-spacing and required 361-units to illuminate throughout 8, toll-road length. Benefits of SPL implementation wereelectricity saving and carbon emission reduction 2 /yr. However, the SPL electrical-based costwas times more expensive than conventionalstreet lighting. And based onthe investment feasibility analysis using NPI and PI techniques showed that the SPL implementation was not feasible.
Diperbarui 22 September 2022Untuk menghasilkan listrik, ada dua metode dan prinsip kerja PLTS yaitu menggunakan panel surya dan kaca atau lensa pemfokus panas sinar terdiri atas seperangkat komponen dengan metode dan prinsip kerja yang dapat menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi Listrik Tenaga Surya atau disingkat PLTS adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan listrik dengan cara mengubah sinar matahari melalui metode khusus menjadi energi Pengertian PLTSEnergi elektromagnetik yang dibawa sinar matahari dapat mencapai bumi dengan jumlah satu miliar dari total energi matahari yang dihasilkan, atau setara dengan sekitar 420 triliun adalah sumber energi yang menghasilkan listrik ramah lingkungan tanpa menggunakan bahan bakar minyak, sehingga energi yang dihasilkan lebih murah, dan tidak dapat pula diartikan sebagai perangkat penghasil listrik yang memanfaatkan cahaya matahari sebagai bahan bakarnya. Pada awalnya listrik tenaga surya digunakan untuk pembangkit listrik di daerah pedesaan Linimasa Sejarah Listrik Tenaga SuryaSeiring waktu, PLTS digunakan untuk lampu penerangan jalan, pompa air, rumah ibadah, layanan kesehatan, dan stadiun olahraga. Meski awalnya hanya untuk penerangan, PLTS sangat bermanfaat untuk elektrifikasi di tempat yang sulit dijangkau jaringan PLTS Menghasilkan ListrikMatahari memiliki sumber energi terbarukan yang paling bersih dan paling melimpah, termasuk menghasilkan listrik untuk keperluan rumah tangga, komersial, atau Perbedaan PLTS Fotovoltaik dan Solar ThermalSecara umum ada dua metode yang digunakan PLTS untuk menghasilkan listrik, yaitu cara langsung seperti Photovoltaic PV sementara cara tidak langsung seperti Solar Heating & Cooling SHC dan Concentrating Solar Power CSP.Photovoltaic atau fotovoltaik menghasilkan listrik langsung dari sinar matahari melalui proses elektrik dengan memusatkan energi matahari menggunakan panel Perbedaan Sel, Modul, Panel, dan Array SuryaListrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk memberi menyalakan berbagai barang elektronik kecil hingga besar seperti kalkulator, lampu jalan, mesin cuci, hingga mesin listrik fotovoltaik menggunakan sel-sel fotovoltaik yang terbuat dari bahan silikon. Sel ini seringkali dikenal sebagai solar cell atau sel Solar Heating & Cooling SHC dan Concentrating Solar Power CSP menggunakan pengumpul panas yang dihasilkan oleh matahari untuk memanaskan fluida atau cairan bergerak dalam sistem SHC, juga bisa untuk menjalankan turbin pembangkit listrik konvensional dalam sistem Apa itu Solar Tracker Panel Surya?Panel surya pada kedua metode ini dikombinasikan dengan sensor pelacakan matahari agar panel selalu mengarah dan fokus kepada titik keberadaan Kerja PLTS Menghasilkan ListrikPLTS memiliki dua prinsip kerja, yaitu menghasilkan listrik dengan panel surya dan cermin pemusat panas. Dapun terkait dengan prinsip kerja PLTS, dapat juga dipahami sebagai cara kerja pembangkit listrik tenaga prinsip kerja PLTS adalah menghasilkan listrik menggunakan panel surya. Kedua, prinsip kerja PLTS adalah menghasilkan listrik dengan fluida yang dipanaskan menggunakan cermin pemusat PLTS dengan Panel SuryaPrinsip kerja PLTS dengan panel surya adalah mengubah radiasi sinar matahari menjadi energi listrik menggunakan panel fotovoltaik atau panel ini energi matahari masih menyumbang sebagian kecil dari keseluruhan penggunaan energi global. Hal ini karena biaya pembangunan PLTS masih tergolong mahal, khususnya untuk biaya panel surya dan Manfaat Panel SuryaPrinsip kerja pembangkit listrik tenaga surya dimulai saat radiasi sinar matahari mengenai bahan semikonduktor yang kemudian menghasilkan energi kinetik dan menyebabkan pelepasan elektron ke pita konduksi yang mengalir menjadi arus listrik searah DC.Sel-sel semikonduktor tersebut melepaskan elektron-elektronnya saat dihangatkan oleh energi panas matahari. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima maka energi kinetik yang dihasilkan akan makin besar, terlebih saat tersebut dikenal sebagai efek fotovoltaik. Ringkasan prinsip kerja tersebut, dapat diuraikan per poin sebagai berikutSinar matahari mengenai sel silikon diteruskan secara berturut-turut ke semikonduktor tipe n dan tipe pSinar matahari yang membawa radiasi dan cahaya memberi energi bergerak kinetik dari sambungan semikonduktor n dan pEnergi kinetik bergerak bebas melepaskan elektron ke pita konduksiPita konduksi mengalirkan arus listrik searah DCSampai pada tahap ini sebenarnya listrik sudah bisa dipakai, namun terbatas untuk kebutuhan perangkat elektronik arus Pilih Sistem Baterai Tenaga Surya DC atau AC untuk Rumah?Apabila ingin dipakai untuk tv, komputer, mesin cuci, dan perangkat rumah lainnya maka perlu inverter untuk mengubah ke arus listrik bolak-balik AC.Arus ini bisa digunakan langsung ke perangkat elektronik atau diolah lagi dengan solar charge controller SCC untuk mengecas Perbedaan SCC MPPT dan PWMUntuk membangun PLTS memerlukan komponen seperti panel surya, inverter, SCC, combiner box, panel distribusi, dc breaker, meteran, dan komponen ini masih bisa ditambah dan dikurangi menyesuaikan dengan sistem yang dipilih seperti on-grid, off-grid, dan semua PLTS harus dilengkapi semua komponen itu, kecuali panel surya yang memang harus ada sebagai komponen Perbedaan PLTS On-Grid, Off-Grid, dan HybridBahkan listrik yang dihasilkan panel surya bisa langsung digunakan untuk menghidupkan peralatan elektronik, namun terbatas untuk alat dengan arus listrik searah seperti lampu DC, kipas DC, dan perangkat DC PLTS dengan FluidaAda pula PLTS dengan prinsip kerja berbeda, prinsip kerja PLTS dengan fluida adalah menggunakan cermin untuk memusatkan panas sinar matahari, menghasilkan uap panas, dan memutar turbin memanaskan fluida sampai bersuhu tinggi diperlukan banyak cermin yang dipusatkan, fluida atau zat cair yang sudah panas akan dipakai untuk menghasilkan uap panas, dan uap panas kemudian digunakan untuk memutar turbin Cara Kerja PLTS Panel Surya Parabola, Piringan, dan MenaraPrinsip kerja PLTS dengan fluida dimulai saat zat cair atau fluida mengalir melewati cermin, lensa, atau menara matahari yang dipusatkan dengan panel parabola dipakai untuk memanaskan fluida yang sedang mengalir, fluida kemudian mentransfer panasnya ke air untuk menghasilkan ini digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik dan putaran energi mekanik diubah generator menjadi jenis ini mirip dengan pembangkit listrik bahan bakar fosil yang memutar turbin dengan gas, batu bara, dan minyak bumi, bedanya PLTS dengan fluida memanfaatkan sinar matahari yang dipusatkan untuk memanaskan cairan/ Panduan Pasang PLTS AtapDalam kehidupan sehari-hari, metode dan prinsip kerja PLTS dengan panel surya lebih mudah digunakan untuk menghasilkan listrik. Setiap orang bisa memasang panel surya secara individu di rumah, kantor, dan metode dan prinsip kerja kedua dengan fluida lebih ditujukan untuk penggunaan skala besar karena membutuhkan komponen, pengoperasian, dan perawatan lebih rumit.
» Solusi Efisiensi » PLTS Rooftop On Grid » Cara Kerja Cara Kerja How It Works PLTS Rooftop Solar Rooftop On Grid Secara default, PLTS Rooftop On Grid PLTS Atap / Surya Atap / Solar Rooftop / PV Roof menggunakan sistem AC Coupling. PLTS dijalankan paralel dengan jaringan PLN / grid tanpa baterai. Penggunanaan baterai sebagai backup UPS dimungkinkan dengan penambahan battery inverter. Pada sistem AC Coupling, output solar inverter terkoneksi dengan jaringan listrik PLN / grid dan secara simultan melayani beban. Daya yang diproduksi PLTS menjadi prioritas untuk digunakan sehingga mengurangi konsumsi listrik dari PLN / grid. Jika ada kelebihan daya dapat disalurkan ke jaringan PLN feed-in / export dengan skema pengurangan tagihan listrik. Lihat Spesifikasi Solusi Untuk mencegah feed-in zero-export ditambahkan perangkat khusus untuk menghalangi aliran energi ke grid / jaringan PLN. Penambahan baterai dimaksudkan untuk makin mengurangi ketergantungan pada listrik dari PLN / grid. Sistem AC Coupling Beban = Produksi PLTS Seluruh produksi energi yang dihasilkan PLTS akan melayani beban yang ada tanpa mengambil energi dari grid / jaringan PLN. Produksi PLTS = 0 Baik karena malam hari maupun kondisi cuaca sangat buruk, maka beban akan dilayani langsung oleh grid / jaringan PLN. Beban Produksi PLTS Seluruh produksi energi PLTS akan melayani beban dan kekurangan energi beban akan dibantu oleh grid / jaringan PLN. Ketika pasokan listrik dari PLN padam, maka PLTS akan ikut berhenti bekerja meskipun kondisi siang hari ketika matahari bersinar. Hal ini dikarenakan sistem PLTS On Grid bergantung pada tegangan referensi grid untuk beroperasi. Hal ini adalah standar pembangkitan listrik yang bekerja paralel dengan grid untuk keamanan dan keselamatan pada jaringan distribusi saat terjadi gangguan dan/atau melakukan perbaikan. Kurva Beban vs Produksi PLTS Kurva berikut mengasumsikan aktivitas penggunaan beban listrik terbesar terjadi di siang hari pada saat matahari bersinar. Seluruh produksi energi PLTS On Grid akan dipakai sendiri yang akan mengurangi konsumsi listrik PLN dan berdampak pada pengurangan tagihan bulanan listrik penghematan. Kurva beban tersebut akan menentukan kapasitas PLTS yang sesuai dan efisien secara biaya ekonomis. Paket Solusi PLTS Rooftop On Grid
Diperbarui 15 Oktober 2022Begini pengertian PLTS hybrid, skema, dan cara kerja PLTS hybrid yang menggabungkan sumber energi tenaga surya dengan sumber energi PLTS hybrid cenderung lebih kompleks dari on-grid dan off-grid, cara kerjanya berasal dari gabungan dua sistem tersebut dengan komponen yang lebih PLTS HybridPLTS Hybrid adalah pembangkit listrik yang menggabungkan sumber energi tenaga surya dengan sumber energi lain. Listrik yang dihasilkan PLN tentu tidak hanya dari PLTA, ada juga dari PLTG, PLTD, PLTB, dan lain yang disebut hybrid, karena menggabungkan berbagai sumber listrik dari diesel, gas, panas bumi, dan bayu angin. PLTS hybrid adalah gabungan sistem PLTS dengan sistem pembangkit listrik energi baru terbarukan untuk menjaga kesinambungan suplai energi dan mengoptimalkan penunggunaan energi hijau. Jika berada pada definisi ini maka PLTS Hybrid hanya menggunakan sumber energi terbarukan dan tidak memakai energi listrik yang dihasilkan menggunakan minyak, gas, dan batu yang mendefinisikan PLTS Hybrid adalah pembangkit listrik tenaga surya yang mengkombinasikan sistem pasokan energinya dengan baterai tenaga surya, jaringan PLN, dan PLTS hybrid mengeliminasi semua kekurangan dari sistem on-grid dan off-grid, kemudian menggabungkan keunggulannya menjadi Keunggulan dan Kelemahan PLTS HybridPLTS on-grid terhubung dengan jaringan listrik PLN, tetapi tidak menyimpan energi yang dihasilkan panel surya ke baterai. Sedangkan, sistem off-grid bisa menyimpan daya ke baterai namun tidak terhubung dengan jaringan sistem on-grid yang terhubung PLN dan keunggulan off-grid yang bisa menyimpan daya ke baterai kemudian digabungkan menjadi satu sistem yang disebut dengan PLTS PLTS HybridPLTS Hybrid banyak diminati karena flesibilitasnya dalam menggabungkan berbagai sumber energi, namun konsekuensinya tentu saja soal biaya untuk membeli PLTS HybridGambar di atas adalah skema PLTS hybrid yang terhubung dengan tujuh bagian terdiri atas lima komponen PLTS, jaringan listrik PLN, dan perangkat elektronik. Ketujuh bagian tersebut, sebagai berikutPanel suryaInverterSwitchboard panel listrikPerangkat elektronik dirumahMeteranBateraiJaringan listrik PLNTerlihat bahwa komponen yang dipakai dalam sistem hybrid lebih banyak daripada on-grid dan off-grid, karena apa yang ada di kedua sistem tersebut digunakan oleh sistem Kerja PLTS HybridAdapun urutan cara kerja PLTS hybrid dapat Anda ikui rangkaiannya dari sianr matahari yang ditangkap panel surya, yaitu1. Panel Surya Menangkap SinarPermukaan panel surya menangkap radiasi sinar matahari yang memancar dari pagi sampai sore. Hasil tangkapan tersebut kemudian diolah didalam panel surya menjadi listrik arus searah atau dikenal Cara Kerja PLTS On-GridOutput listrik jenis ini sebenarnya sudah bisa dipakai untuk menyalakan peralatan elektronik, namun terbatas hanya untuk perangkat DC seperti lampu DC dan kipas angin DC. Panel surya digunakan oleh semua sistem, dari PLTS on grid, off grid, dan Inverter Mengonversi ArusListrik yang biasa kita pakai umumnya listrik bolak balik atau AC, listrik ini yang biasa dipasok oleh PLN ke rumah, kantor, pabrik, dan perusahaan. Inverter biasanya digunakan oleh PLTS on grid, off grid, dan Jenis-jenis Inverter Tenaga SuryaAgar listrik DC dari panel surya bisa digunakan oleh semua peralatan elektronik maka harus dikonversi dulu menjadi arus AC menggunakan Mengalir ke BateraiListrik dari inverter juga dialirkan ke baterai untuk menyimpan energi yang dihasilkan panel surya. Baterai yang dicas berfungsi sebagai cadangan energi ketika panel surya tidak bisa bekerja karena sudah malam atau cuaca Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Baterai PLTS?Saat hal itu terjadi, baterai akan otomatis menyuplai listrik menggantikan panel surya dan mengirimkan kembali listrik ke inverter, kemudian dialirkan ke switchboard sebelum sampai ke perangkat elektronik. Sistem PLTS yang menggunakan baterai yaitu off grid dan Switchboard Membagi DayaOutput dari inverter menghasilkan listrik AC yang bisa langsung dialirkan ke perangkat elektronik pada dalam sistem PLTS hybrid yang terhubung dengan banyak komponen dan jaringan maka listrik tersebut harus dialirkan terlebih dahulu ke Perbedaan PLTS On-Grid, Off-Grid, dan HybridPanel listrik atau switchboard berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke beberapa komponen lain seperti metaran dan elektronik. Switchboard digunakan sistem PLTS on grid, off grid, dan Mengalir ke ElektronikSalah satu pembagian arus dari switchboard adalah ke peralatan elektronik di rumah seperti TV, kulkas, dispenser, mesin cuci, lampu, kipas angin, rice cooker, dan lain dikatakan bahwa perangkat elektronik merupakan muara akhir dari semua sistem pembangkit listrik tenaga surya. Karena konsumsi listrik pada akhirnya mengacu pada daya setiap perangkat elektronik6. Mengimpor ListrikUntuk mengimpor listrik dari jaringan PLN dibutuhkan meteran yang berfungsi untuk mengukur dan mencatat kapasitas daya yang dialirkan PLN ke jaringan Cara Kerja PLTS Off-GridListrik yang diambil dari jaringan PLN dialirkan terlebih dahulu ke meteran, switchboard, dan terakhir elektronik. Jaringan PLN dalam PLTS hybrid berguna sebagai backup atau cadangan ketika panel surya dan baterai tidak bisa menyuplai Aliran ListrikAda beberapa skenario yang mungkin terjadi ketika menggunakan PLTS sistem hybrid, diantaranyaKeadaan normal, panel surya menyuplai energi saat siang dan menyimpan sisanya ke bateraiSaat malam, panel surya tidak bisa menghasilkan listrik sehingga suplai diperoleh dari bateraiSeperti skenario kedua dan saat tengah malam baterai habis, sehingga pasokan listrik diperoleh dari jaringan PLNPanel surya dari pagi sampai malam tidak bisa memproduksi listrik karena hujan, mendung, atau rusak. Sehingga kebutuhan listrik dari pagi sampai malam disuplai dari bateraiSeperti pada skenario keempat dan saat malam baterai sudah habis, sehingga kebutuhan listrik dipasok jaringan PLNSeperti pada skenario kelima dan saat tengah malam jaringan PLN padam, jika tidak punya energi dari sumber lain maka otomatis sistem PLTS juga akan padamSeperti pada skenario kelima dan saat tengah malam jaringan PLN padam, jika kebutuhan listrik dipasok menggunakan genset. Listrik dari genset dialirkan ke switchboard agar bisa menyalakan elektronik dan sebagian lainnya dipakai untuk mengecas bateraiSeperti pada skenario kelima dan saat menjelang pagi genset kehabisan solar, situasi semacam ini tentu saja akan mematikan seluruh sistem PLTS karena sudah tidak ada energi cadangan yang bisa kedelapan adalah kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, solusinya adalah menyiapkan lampu emergency, senter, lilin, petromak, atau lampu minyak.
prinsip kerja plts on grid